Label

Rabu, 19 November 2014

BURDAH ADALAH SUNNAH




Burdah Adalah Sunna
Adalah umat islam yang selalu berpegang teguh dengan Sunnat Al-Rasul SAW.

Sunnah ada 3 macam:
  • Qauliyyah
  • Fi`liyyah
  • Takririyyah

Qauliyyah

Merupakan perkataan atau sabda Rasulullah SAW yang didalamnya menerengkan hukum-hukum agama dan maksud Al-Quran yang berisi peradaban, hikmah, ilmu pengetahuan, dan akhlak. Sunnah qauliyah ini juga dinamakan khabar, hadits, atau sunnah

Contoh:

Berpuasalah kamu karena melihat (hilal) dan berhari-rayalah kamu karena melihat (hilal). HR. Bukhari dan Muslim

Fi`liyyah

Adalah perbuatan nabi yang berdasarkan tuntunan rabbani untuk ditiru dan diteladani yang kemudian dinukilkan oleh para sahabat

Contoh: 

·         Shalatlah kamu sekalian sebagaimana kamu melihat saya melaksanakan shalat ( HR Bukhari dan Muslim )

·         Ambillah daripadaku cara – cara mengerjakan haji ( HR Muslim ).

Taqririyyah

Nabi tidak pernah memuji membangga-bangkakan dirinya sendiri, dan tidak pernah memerintahkan siapa saja untuk memujinya/ merekayasa orang agar memujinya, akan tetapi apabila ada sebahagian Shabat muji  kepadanya dan menerima dengan senang hati

Contoh:

Seseorang bernama Ka`b Ibn Zuhair Ibn Abi Salmah yang selalu menyaci maki Rasul dan para Shabatnya dengan mengatakan “Muhammad sering minum-minuman keras beserta Shabatnya sampai teler dan kemudian mengucapkan hal-hal yang diluar nalar (red: Wahyu)

Lambat laun para Shahabat mengetahui ikhwal Ka`b tersebut. Dan berencana menangkapnya, akan tetapi sebelum para Sahabat melukan penangkapan Ka`b Ibn Zuhair sudah ketakutan sehingga pada suatu pagi datang ke Madinah setelah shalat subuh menjumpai baginda Rasulullah dengan muka ditutup dengan kain (sorban merah) dengan mengatakan “ Muhammad saya dengar anda dicacimaki oleh seorang yang bernama Ka`b Ibn Zuhair dan para Shabat anda ingin menangkapnya ”Rasul menjawab “ia ...”, ia pun bertantanya kembali “kalu dia kesini dan meminta maaf kapada baginda, apakah baginda akan memaafkannya...”

Nabi menjawab “ia saya akan selalu memaafkannya..” Ka`b bertanya lagi “ kalau dia masuk islam kira-kira menerima atau justru menolaknya” Nabi menjawab ”... ia Saya menerimanya dan saya percaya dengannya...”

Akhirnya dia buka tutup mukanya ...” ana Ka`ab Ibn Zuhair if`al maa syi`ta bie.. (saya-lah orangnya yang selalu mencacimaki baginda) kemudian Ka`b langsung berikrar masuk islam.

Dalam posisi Nabi dan Ka`b Ibn Zuhair lutut keduanya saling bersentuhan tangannya berada tepat di atas paha Rasul dengan mengatakan:

Baanat su`adu faqalbil yauma matbuulu * mutayamun israha lam yufda makbulu

Tas`alwu satutujana baiha wakiluhumu * innaka yabna abi salma la maktuulu

Wa qalla kullu holily kuntu amuluhu * la ulhiyannaka inni angka masyhulu

Fakultu khollu sabili laabalakumu * fakullu ma kaddara rohmanu maf`ulu

Kullubni unsta awain tolat salamatuhu * yauman `ala alaatin hatba a mahmulu

Nubihtu anna rasulallahi au `adani * wal afwu inda rosulilahi ma`muulu

Mahlan haza kalladzi a`thoka nafilatan * qur`ani fihi mawaidu watafsilu

Lakod akumu man la yakumu bihi * arowa asmauma la yasmaul filu

Alhasil isinya mujumuji Nabi Muhammad adalah seorang yang mulya, pemaaf dan gagah berani sukses menegakkan kebanaran dalam panji agama islam

Setelah dipuji kemudian Rasul memberikan cindra mata berupa jubah (sharban) belang-belang (burdah) yang sedang dikenakan dan sekarang masih tersimpan rapih di museum Aya Sofiya Turki.

Maka setiap ada kashidah/ syiir yang isinya memuji Nabi dinamakan Kosidah al-burdah.

Nah Nabi sendiri tidak meminta untuk dipuji dan ada Shahabat yang memuji Nabi pun menerima dengan senang hati hal yang demikian dinamakan sunnah Taqririyah bukan bid`ah.

Burdah yang paling terkenal di Indonesia yaitu karangan Abu Said al-Bushiri, suatu ketika beliau sakit struk (lumpuh) selama satu bulan, pada suatu malam tidur dan dalam tidurnya bermimpi ketemu dengan nabi Muhammad SAW, kemudian mengatakanWahai Rasulullah saya mau membuat syiir yang isinya memuji and, Nabi dalam mimpinya memnjawab “ia ..buatlah..!!”

Dalam satu minggui kemudian mimpi ketemu kembali dengan baginda Rasul dan mengatakan ”sudah selesai ya Rasul syiir yang telah aku buat jumlahnya 154 bait,….” Coba bacakan saya akan mendengarnya jawab Rasulullah

Setelah selesai membaca radia `anhu wa masaha jazadahu kemudian rasul tersentum sembari mengusap badan Imam al-Bushiri ra. dengan tangan beliau dan tanpa disadari langsung sembuh yang tadinya sakit lumpuh:

أمنْ تذكر جيرانٍ بذى ســــلمٍ مزجْتَ دمعا جَرَى من مقلةٍ بـــدمِ

Amin tadzak kurijî rânim bidzî salami mazatta dam'an jarô mim muqlatim bidami

Apakah karena mengingat para kekasih di Dzi Salam.  Kau campurkan air mata di pipimu dengan darah.

أَمْ هبَّتِ الريحُ مِنْ تلقاءِ كاظمـــةٍ وأَومض البرق في الظَّلْماءِ من إِضـمِ

Am habbatir rîhu min tilqôi kâzhimatin wa aumadhol barqu fizh zholmâi min idhomi

Ataukah karena angin berhembus dari arah Kazhimah.
Dan kilat berkilau di lembah Idlam dalam gulita malam.

فما لعينيك إن قلت اكْفُفا هَمَتــا وما لقلبك إن قلت استفق يهــــمِ

Famâ li'ainaika in qultakfufâhamatâ wamâ liqolbika in qultastafiq yahimi

Mengapa bila kau tahan air matamu ia tetap basah.
Mengapa bila kau sadarkan hatimu ia tetap gelisah.

أيحسب الصبُ أنّ الحب منكتـــمٌ ما بين منسجم منه ومضْطَّــــــرمِ

Ayah sabush sobbu an nalhubba munkatimun mâbaina munsajimim minhu wamuttorimi

Apakah sang kekasih kira bahwa tersembunyi cintanya.
Diantara air mata yang mengucur dan hati yang bergelora.

لولا الهوى لم ترق دمعاً على طـللٍ ولا أرقْتَ لذكر البانِ والعَلــــمِ

Laulal hawâ lamturiq dam'an 'alâ tolali walâ ariqta lidzik rilbâ niwal'alami

Jika bukan karena cinta takkan kautangisi puing rumahnya.
Takkan kau bergadang untuk ingat pohon Ban dan ‘Alam.

فكيف تنكر حباً بعد ما شــهدتْ به عليك عدول الدمع والســــقمِ

Fakai fatunkiru hubban ba'damâ syahidat bihî 'alaika 'udûlud dam'ai wassaqomi

Dapatkah kau pungkiri cinta, sedang air mata dan derita.
Telah bersaksi atas cintamu dengan jujur tanpa dusta.

وأثبت الوجدُ خطَّيْ عبرةٍ وضــنىً مثل البهار على خديك والعنــــمِ

Kesedihanmu timbulkan dua garis tangis dan kurus lemah.
Bagaikan bunga kuning di kedua pipi dan mawar merah.

نعمْ سرى طيفُ منْ أهوى فأرقـني والحب يعترض اللذات بالألــــمِ

Memang terlintas dirinya dalam mimpi hingga kuterjaga.
Tak hentinya cinta merindangi kenikmatan dengan derita.

يا لائمي في الهوى العذري معذرة مني إليك ولو أنصفت لم تلــــمِ

Maafku untukmu wahai para pencaci gelora cintaku.
Seandainya kau bersikap adil takkan kau cela aku.

عَدتْكَ حالِيَ لا سِرِّي بمســـــتترٍ عن الوشاة ولا دائي بمنحســــمِ

Kini kau tahu keadaanku, pendusta pun tahu rahasiaku.
Padahal tidak juga kunjung sembuh penyakitku.

محضْتني النصح لكن لست أســمعهُ إن المحب عن العذال في صــممِ

Begitu tulus nasihatmu tapi tak kudengar semuanya.
Karena untuk para pencaci, sang pecinta tuli telinganya.

إنى اتهمت نصيحَ الشيب في عذَلٍ والشيبُ أبعدُ في نصح عن التهــمِ

Aku kira ubanku pun turut mencelaku.
Padahal ubanku pastilah tulus memperingatkanku.




Peringatan akan Bahaya Hawa Nafsu

فإنَّ أمَارتي بالسوءِ ما أتعظـــتْ من جهلها بنذير الشيب والهـــرمِ

Sungguh hawa nafsuku tetap bebal tak tersadarkan.
Sebab tak mau tahu peringatan uban dan kerentaan.

ولا أعدّتْ من الفعل الجميل قـرى ضيفٍ ألمّ برأسي غيرَ محتشـــم

Tidak pula bersiap dengan amal baik untuk menjamu.
Sang uban yang bertamu di kepalaku tanpa malu-malu.

لو كنتُ أعلم أني ما أوقـــرُه كتمتُ سراً بدا لي منه بالكتــمِ

Jika kutahu ku tak menghormati uban yang bertamu.
Kan kusembunyikan dengan semir rahasia ketuaanku itu.

منْ لي بردِّ جماحٍ من غوايتهـــا كما يُردُّ جماحُ الخيلِ باللُّجُــــمِ

Siapakah yang mengembalikan nafsuku dari kesesatan.
Sebagaimana kuda liar dikendalikan dengan tali kekang.

فلا ترمْ بالمعاصي كسرَ شهوتهـــا إنَّ الطعام يقوي شهوةَ النَّهـــمِ

Jangan kau tundukkan nafsumu dengan maksiat.
Sebab makanan justru perkuat nafsu si rakus pelahap.

والنفسُ كالطفل إن تُهْملهُ شبَّ على حب الرضاعِ وإن تفطمهُ ينفطــمِ

Nafsu bagai bayi, bila kau biarkan akan tetap menyusu.
Bila kau sapih ia akan tinggalkan menyusu itu.

فاصرفْ هواها وحاذر أن تُوَليَــهُ إن الهوى ما تولَّى يُصْمِ أو يَصِـمِ

Maka kendalikan nafsumu, jangan biarkan ia berkuasa.
Jika kuasa ia akan membunuhmu dan membuatmu cela

وراعها وهي في الأعمالِ ســائمةٌ وإنْ هي استحلتِ المرعى فلا تُسِمِ

Gembalakanlah ia, ia bagai ternak dalam amal budi.
Janganlah kau giring ke ladang yang ia sukai.

كمْ حسنتْ لذةً للمرءِ قاتلــةً مـن حيث لم يدرِ أنَّ السم فى الدسـمِ

Kerap ia goda manusia dengan kelezatan yang mematikan.
Tanpa ia tahu racun justru ada dalam lezatnya makanan.

أستغفرُ الله من قولٍ بلا عمــــلٍ لقد نسبتُ به نسلاً لذي عُقـــــُمِ

Kumohon ampunan Allah karena bicara tanpa berbuat.
Kusamakan itu dengan keturunan bagi orang mandul.

أمْرتُك الخيرَ لكنْ ما ائتمرْتُ بـه وما اسـتقمتُ فما قولى لك استقـمِ

Kuperintahkan engkau suatu kebaikan yang tak kulakukan.
Tidak lurus diriku maka tak guna kusuruh kau lurus.

ولا تزودتُ قبل الموت نافلـــةً ولم أصلِّ سوى فرضٍ ولم اصــــمِ

Aku tak berbekal untuk matiku dengan ibadah sunnah.
Tiada aku dan puasa kecuali hanya yang wajib saja.






Pujian Kepada Nabi SAW



ظلمتُ سنَّةَ منْ أحيا الظلام إلـــى إنِ اشتكتْ قدماه الضرَ من ورمِ

Kutinggalkan sunnah Nabi yang sepanjang malam.
Beribadah hingga kedua kakinya bengkak dan keram.

وشدَّ من سغبٍ أحشاءه وطـــوى تحت الحجارة كشْحاً مترف الأدمِ

Nabi yang karena lapar mengikat pusarnya dengan batu.
Dan dengan batu mengganjal Perutnya yang halus itu.



وراودتْه الجبالُ الشمُ من ذهــبٍ عن نفسه فأراها أيما شــــممِ

Kendati gunung emas menjulang menawarkan dirinya.
la tolak permintaan itu dengan perasaan bangga.



وأكدتْ زهده فيها ضرورتُـــه إنَّ الضرورة لا تعدو على العِصَمِ

Butuh harta namun menolak, maka tambah kezuhudannya.
Kendati butuh pada harta tidaklah merusak kesuciannya.



وكيف تدعو إلى الدنيا ضرورةُ منْ لولاه لم تُخْرجِ الدنيا من العـدمِ

Bagaimana mungkin Nabi butuh pada dunia.
Padahal tanpa dirinya dunia takkan pernah ada.



محمد سيد الكونين والثقليــــن والفريقين من عُرْب ومنْ عجــمِ

Muhammadlah pemimpin dunia akherat.
Pemimpin jin dan manusia, bangsa Arab dan non Arab.



نبينا الآمرُ الناهي فلا أحــــدٌ أبرَّ في قولِ لا منه ولا نعــــمِ

Nabilah pengatur kebaikan pencegah mungkar.
Tak satu pun setegas ia dalam berkata ya atau tidak.



هو الحبيب الذي ترجى شفاعـته لكل هولٍ من الأهوال مقتحـــمِ

Dialah kekasih Allah yang syafa’atnya diharap.
Dari tiap ketakutan dan bahaya yang datang menyergap.



دعا إلى الله فالمستمسكون بــه مستمسكون بحبلٍ غير منفصـــمِ

Dia mengajak kepada agama Allah yang lurus.
Mengikutinya berarti berpegang pada tali yang tak terputus.



فاق النبيين في خَلقٍ وفي خُلـُقٍ ولم يدانوه في علمٍ ولا كـــرمِ

Dia mengungguli para Nabi dalam budi dan rupa.
Tak sanggup mereka menyamai ilmu dan kemuliaannya.



وكلهم من رسول الله ملتمـــسٌ غرفاً من البحر أو رشفاً من الديمِ

Para Nabi semua meminta dari dirinya.
Seciduk lautan kemuliaannya dan setitik hujan ilmunya.



وواقفون لديه عند حدهــــم من نقطة العلم أو من شكلة الحكمِ

Para Rasul sama berdiri di puncak mereka.
Mengharap setitik ilmu atau seonggok hikmahnya.



فهو الذي تم معناه وصورتــه ثم اصطفاه حبيباً بارئُ النســـمِ

Dialah Rasul yang sempurna batin dan lahirnya.
Terpilih sebagai kekasih Allah pencipta manusia.



منزهٌ عن شريكٍ في محاســـنه فجوهر الحسن فيه غير منقســـمِ

Dalam kebaikanya, tak seorang pun menyaingi.
Inti keindahannya takkan bisa terbagi-bagi.



دعْ ما ادعتْهُ النصارى في نبيهم واحكم بما شئت مدحاً فيه واحتكم

Jauhkan baginya yang dikatakan Nasrani pada Nabinya.
Tetapkan bagi Muhammad pujian apapun kau suka.



وانسب إلى ذاته ما شئت من شرف وانسب إلى قدره ما شئت من عظمِ

Nisbatkan kepadanya segala kemuliaan sekehendakmu.
Dan pada martabatnya segala keagungan yang kau mau.



فإن فضل رسول الله ليس لــــه حدٌّ فيعرب عنه ناطقٌ بفــــــمِ

Karena keutamaannya sungguh tak terbatas.
Hingga tak satupun mampu mengungkapkan dengan kata.



لو ناسبت قدرَه آياتُه عظمــــاً أحيا اسمُه حين يدعى دارسَ الرممِ

Jika mukjizatnya menyamai keagungan dirinya.
Niscaya hiduplah tulang belulang dengan disebut namanya.



لم يمتحنا بما تعيا العقولُ بـــه حرصاً علينا فلم نرْتبْ ولم نهـــمِ

Tak pernah ia uji kita dengan yang tak diterima akal.
Dari sangat cintanya, hingga tiada kita ragu dan bimbang.



أعيا الورى فهمُ معناه فليس يُرى في القرب والبعد فيه غير مُنْفحـمِ

Seluruh mahluk sulit memahami hakikat Nabi.
Dari dekat atau jauh, tak satu pun yang mengerti.



كالشمس تظهر للعينين من بعُـدٍ صغيرةً وتُكلُّ الطرفَ من أمَـــمِ

Bagaikan matahari yang tampak kecil dari kejauhan.
Padahal mata tak mampu melihatnya bila berdekatan.



وكيف يُدْرِكُ في الدنيا حقيقتـَه قومٌ نيامٌ تسلوا عنه بالحُلُــــــمِ

Bagaimana seseorang dapat ketahui hakikat Sang Nabi
Padahal ia sudah puas bertemu dengannya dalam mimpi



فمبلغ العلمِ فيه أنه بشــــــرٌ وأنه خيرُ خلقِ الله كلهــــــمِ

Puncak Pengetahuan tentangnya ialah bahwa ia manusia
Dan ia adalah sebaik baik seluruh ciptaan Allah



وكلُ آيٍ أتى الرسل الكرام بها فإنما اتصلتْ من نوره بهــــمِ

Segala mukjizat para Rasul mulia sebelumnya
Hanyalah pancaran dari cahayanya kepada mereka



فإنه شمسُ فضلٍ هم كواكبُهــا يُظْهِرنَ أنوارَها للناس في الظُلـمِ

Dia matahari keutamaan dan para Nabi bintangnya
Bintang hanya pantulkan sinar mentari menerangi gulita



أكرمْ بخَلْق نبيّ زانه خُلـُـــقٌ بالحسن مشتملٍ بالبشر متَّســـــمِ

Alangkah mulia paras Nabi yang dihiasi pekerti
Yang memiliki keindahan dan bercirikan wajah berseri



كالزهر في ترفٍ والبدر في شرفٍ والبحر في كرمٍ والدهر في هِمَمِ

Kemegahannya bak bunga, kemuliaannya bak purnama
Kedermawanannya bak lautan, kegairahannya bak sang waktu



كانه وهو فردٌ من جلالتــــه في عسكرٍ حين تلقاه وفي حشـمِ

la bagaikan dan memang tiada taranya dalam keagungan
Ketika berada di sekitar pembantunya dan di tengah pasukan



كأنما اللؤلؤ المكنون فى صدفٍ من معْدِنَي منطقٍ منه ومُبْتَســم

Bagai mutiara yang tersimpan dalam kerangnya
Dari kedua sumber, yaitu ucapan dan senyumannya



لا طيبَ يعدلُ تُرباً ضم أعظُمَـــهُ طوبى لمنتشقٍ منه وملتثـــــم

Tiada keharuman melebihi tanah yang mengubur jasadnya
Beruntung orang yang menghirup dan mencium tanahnya






Kelahiran Sang Nabi Muhammad SAW



أبان مولدُه عن طيب عنصــره يا طيبَ مبتدأٍ منه ومختتــــمِ

Kelahiran Sang Nabi menunjukkan kesucian dirinya
Alangkah eloknya permulaan dan penghabisannya



يومٌ تفرَّس فيه الفرس أنهــــمُ قد أُنْذِروا بحلول البؤْس والنقـمِ

Lahir saat bangsa Persia berfirasat dan merasa
Peringatan akan datangnya bencana dan angkara murka



وبات إيوان كسرى وهو منصدعٌ كشملِ أصحاب كسرى غير ملتئـمِ

Dimalam gulita singgasana kaisar Persia hancur terbelah
Sebagaimana kesatuan para sahabat kaisar yang terpecah



والنار خامدةُ الأنفاسِ من أسـفٍ عليه والنهرُ ساهي العينِ من سدمِ

Karena kesedihan yang sangat, api sesembahan padam
Sungai Eufrat pun tak mengalir dari duka yang dalam



وساءَ ساوة أنْ غاضت بحيرتُهــا ورُدَّ واردُها بالغيظ حين ظمــي

Penduduk negeri sawah bersedih saat kering danaunya
Pengambil air kembali dengan kecewa ketika dahaga



كأنّ بالنار ما بالماء من بــــلل حزْناً وبالماء ما بالنار من ضَــرمِ

Seakan sejuknya air terdapat dalam jilatan api
Seakan panasnya api terdapat dalam air, karena sedih tak terperi



والجنُ تهتفُ والأنوار ساطعــةٌ والحق يظهرُ من معنىً ومن كَلِـمِ

Para jin berteriak sedang cahaya terang memancar
Kebenaran pun tampak dari makna kitab suci maupun terujar



عَمُوا وصمُّوا فإعلانُ البشائر لــمْ تُسمعْ وبارقةُ الإنذار لم تُشــــَمِ

Mereka buta dan tuli hingga kabar gembira tak didengarkan
Datangnya peringatan pun tak mereka hiraukan



من بعد ما أخبر الأقوامَ كاهِنُهُمْ بأن دينَهم المعوجَّ لم يقـــــمِ

Setelah para dukun memberi tahu mereka
Agama mereka yang sesat takkan bertahan lama



وبعد ما عاينوا في الأفق من شُهُب منقضّةٍ وفق ما في الأرض من صنمِ

Setelah mereka saksikan kilatan api yang jatuh dilangit
Seiring dengan runtuhnya semua berhala dimuka bumi



حتى غدا عن طريق الوحي منهزمٌ من الشياطين يقفو إثر مُنـــهزمِ

Hingga lenyap dan pintu langitNya
Satu demi satu syetan lari tunggang langgang tak berdaya



كأنهم هرباً أبطالُ أبرهــــــةٍ أو عسكرٌ بالحَصَى من راحتيه رُمِيِ

Mereka berlarian laksana lasykar Raja Abrahah
Atau bak pasukan yang dihujani kerikil oleh tangan Rasul



نبذاً به بعد تسبيحٍ ببطنهمـــــا نبذَ المسبِّح من أحشاءِ ملتقــــمِ

Batu yang Nabi lempar sesudah bertasbih digenggamannya
Bagaikan terlemparnya Nabi Yunus dan perut ikan paus.






Mukzijat Nabi Muhammad SAW



جاءتْ لدعوته الأشجارُ ســـاجدةً تمشى إليه على ساقٍ بلا قــــدمِ

Pohon-pohon mendatangi seruannya dengan ketundukkan
Berjalan dengan batangnya dengan lurus dan sopan



كأنَّما سَطَرتْ سطراً لما كتـــبتْ فروعُها من بديعِ الخطِّ في اللّقَـمِ

Seakan batangnya torehkan sebuah tulisan
Tulisan yang indah di tengah-tengah jalan



مثلَ الغمامة أنَّى سار سائــــرةً تقيه حرَّ وطيسٍ للهجير حَــــمِي

Seperti juga awan gemawan yang mengikuti Nabi
Berjalan melindunginya dari sengatan panas siang hari



أقسمْتُ بالقمر المنشق إنّ لـــه من قلبه نسبةً مبرورة القســــمِ

Aku bersumpah demi Allah pencipta rembulan
Sungguh hati Nabi bagai bulan dalam keterbelahan



وما حوى الغار من خير ومن كرمٍ وكلُ طرفٍ من الكفار عنه عـمي

Gua Tsur penuh kebaikan dan kemuliaan. Sebab Nabi
dan Abu Bakar di dalamnya, kaum kafir tak lihat mereka



فالصِّدْقُ في الغار والصِّدِّيقُ لم يَرِما وهم يقولون ما بالغـار مــن أرمِ

Nabi dan Abu Bakar Shiddiq aman didalamnya tak cedera
Kaum kafir mengatakan tak seorang pun didalam gua



ظنوا الحمام وظنوا العنكبوت على خير البرية لم تنسُج ولم تحُــــمِ

Mereka mengira merpati takkan berputar diatasnya
Dan laba laba takkan buat sarang jika Nabi didalamnya



وقايةُ الله أغنتْ عن مضاعفـــةٍ من الدروع وعن عالٍ من الأطـُمِ

Perlindungan Allah tak memerlukan berlapis baju besi
Juga tidak memerlukan benteng yang kokoh dan tinggi



ما سامنى الدهرُ ضيماً واستجرتُ به إلا ونلتُ جواراً منه لم يُضَــــمِ

Tiada satu pun menyakiti diriku, lalu kumohon bantuan Nabi
Niscaya kudapat pertolongannya tanpa sedikit pun disakiti



ولا التمستُ غنى الدارين من يده إلا استلمت الندى من خير مستلمِ

Tidaklah kucari kekayaan dunia akhirat dari kemurahannya
Melainkan kuperoleh sebaikbaik pemberiannya



لا تُنكرِ الوحيَ من رؤياهُ إنّ لــه قلباً إذا نامتِ العينان لم يَنَـــم

Janganlah kau pungkiri wahyu yang diraihnya lewat mimpi
Karena hatinya tetap terjaga meski dua matanya tidur terlena



وذاك حين بلوغٍ من نبوتــــه فليس يُنكرُ فيه حالُ مُحتلــــمِ

Demikian itu tatkala sampai masa kenabiannya
Karenanya tidaklah diingkari masa mengalami mimpinya



تبارك الله ما وحيٌ بمكتسـَــبٍ ولا نبيٌّ على غيبٍ بمتهـــــمِ

Maha suci Allah, wahyu tidaklah bisa dicari
Dan tidaklah seorang Nabi dalam berita gaibnya dicurigai



كم أبرأت وصِباً باللمس راحتُـه وأطلقتْ أرباً من ربقة اللمـــمِ

Kerap sentuhannya sembuhkan penyakit
Dan lepaskan orang yang berhajat dari temali kegilaan



وأحيتِ السنةَ الشهباء دعوتـُــه حتى حكتْ غرّةً في الأعصر الدُهُمِ

Doanya menyuburkan tahun kekeringan dan kelaparan
Bagai titik putih di masa-masa hitam kelam



بعارضٍ جاد أو خِلْتُ البطاحَ بهـا سَيْبٌ من اليمِّ أو سيلٌ من العَـرِمِ

Dengan awan yang curahkan hujan berlimpah


Atau kau kira itu air yang mengalir dari laut atau lembah

Sekedar berkarya